Pelangi di Pagi Senja
Aku membuka mataku, ketika sang surya sudah menghangati
bumi. Burung-burungpun sudah bernyanyi diatas pohon-pohon rindang yang berada
disekitar rumahku. Pagi yang cerah ini telah menyambut hari-hariku dengan rasa
senang. Kemudian aku membuka jendela yang ada dikamarku untuk menghirup udara
segar dipagi hari.
“ Subhanallah, sungguh pagi hari yang sangat indah, Engkau
Maha Agung dan Engkau Maha Besar ya Illahi Rabi “ kataku sambil menikmati udara
yang sejuk.
Aku mendengar ada seseorang yang datang menuju kamarku,
ternyata bunda yang datang menghampiriku.
“ Via, kamu tidak segera mandi,nak? Kan, hari ini kamu masuk
sekolah, sayang?” kata Bunda sambil menghalus-halus rambutku yang panjang.
“ Iya sebentar lagi bun” kataku sambil menikmati udara
segar.
“ Ya, sudah bunda tunggu sama ayah dan kak Febby diruang
makan ya? Via segera mandi, nanti sekolahnya terlambat, lho?” kata bunda sambil
tersenyum.
“ Okey, bundaku yang cantik, Via segera mandi kok” kataku
sambil menggoda bunda.
Aku pun segera menuju ke kamar mandi, setelah selesai mandi
aku bergegas untuk memakai seragam sekolah.
Setelah selesai berdandan, aku pun segera menuruni anak tangga menuju
ruang makan untuk sarapan pagi bersama ayah, bunda dan kak Febby.
“ Selamat pagi ayah, bunda dan kakakku yang bawel “ kataku
sambil menjahili kak Febby.
“ Selamat pagi juga, sayang” kata ayah dan bunda.
“ Ihh... Via apaan sih, orang cantik begini masa dibilang
bawel” kata kak Febby protes.
“ What cantik? Darimana kak Febby cantik, perasaan cantik
Via deh” celetuk Via.
“ Hahaha, bercanda aja Via jangan dimasukkin hati dong,
adikku yang cantik” kata kak Febby dengan lembut.
“ Nggak kok kak, Via juga bercanda, hehehe” kataku dengan
tersenyum.
“ Sudah-sudah mendingan segera sarapan, ntar sekolah kalian
bisa terlambat nanti” kata Bunda dengan bijak.
“ Iya bunnn...” kataku dan kak Febby bersamaan.
Selesai sarapan aku dan kak Febby segera berangkat ke
sekolah, sebelum berangkat aku berpamitan dengan ayah dan bunda. Aku dan kak
Febby berangkat dengan mengendarai sepeda motor. Aku Sivia Azizah sekolah di
SMA Global Islamic Jakarta dan duduk dibangku kelas X.6. Kak Febby sekolah di
SMA Global Islamic Jakarta dan duduk dibangku kelas XII IPA 1.
Sesampai disekolah, aku pun menuju ruang kelasku yaitu
tepatnya dikelas X.6. Diruang kelas teman-temanku sudah banyak yang masuk termasuk
sahabatku yang bernama Alyssa Saufika Umari yang sangat rajin masuk lebih awal
sudah menunggu diriku dikelas.
“ Alhamdulillah aku tidak terlambat masuk kelas” kataku
dalam hati.
“ Hai Via, tumben nih kamu berangkat pagi” kata Ify
sahabatku itu.
“ Yahhh... kamu Fy... jangan ngejek aku gitu, dong?” kataku
dengan wajah lesu.
“ Hahaha nggak kok Via cantik, kan aku cuma tanya” kata Ify
dengan senyum manisnya.
“ Iya nih Fy, soalnya tadi aku bangun pagi. So, aku tidak
terlambat masuk sekolah” jawab Via.
“ ohh gitu... sudah mengerjakan PR Fisika apa belum Vi?
Tanya Ify.
“ Sudah dong fy, tadi malam aku kan belajar...” jawab Via
“ Ajarin aku dong Vi, soal Fisika yang no. 3?” kata Ify
“ Ohh yang ini, ini mudah kok Fy hasilnya 93 jawabannya C”
jawab Via.
“ Terus caranya gimana?” tanya Ify.
“ Nih, liat buku tugas fisikaku kalau kurang jelas ntar tak
jelasin, deh” Jawab Via.
“ Iya, terima kasih Via” kata Ify dengan tersenyum.
“ Sama-sama, Ify” jawab Sivia.
Bel masuk sekolah pun berbunyi, dan pelajaran jam pertama
segera dimulai. Murid-murid segera masuk kelas untuk menerima pelajaran. Jam
Pertama dikelasku adalah mata pelajaran bahasa Inggris. Mr. Yuli sudah memasuki
ruang kelas. Sebelum pelajaran, semua murid berdo’a terlebih dahulu sesuai
dengan keyakinannya masing-masing. Setelah berdo’a pelajaran pun, segera
dimulai.
Dua jam pelajaran bahasa Inggris telah usai, kemudian
dilanjutkan dengan pelajaran bahasa Indonesia. Pak YB sudah berjalan menuju
ruang kelas X.6. Siswa kelas X.6 segera menyiapkan buku pelajaran bahasa
Indonesia. Kali ini, Pak YB menjelaskan tentang cara membuat cerpen. Aku pun
senang dengan pelajaran bahasa Indonesia, apalagi mendapat tugas membuat
cerpen. Karena, aku bercita-cita ingin menjadi seorang penulis novel/cerpen
yang terkenal.
Beberapa jam kemudian pelajaran bahasa Indonesia pun telah
usai, kini saatnya murid-murid untuk beristirahat sekitar 15 menit.
Teman-temanku ada yang pergi ke kantin, ada yang berada didalam kelas, ada yang
ke perpustakaan dan lain-lain.
“ Fy, kamu nggak ke kantin?” tanya Via.
“ Nggak ah vi, aku lagi males ke kantin” jawab Ify singkat.
“ Ohh... ya sudah aku juga nggak ke kantin” kata Via.
“ Ini Vi roti bakar buatan mamaku” kata Ify sambil memberi
roti ke Via
“ Aku ambil satu ya, hmmm... enak banget Fy roti bakarnya”
puji Via.
“ Haha bisa aja kamu Vi, perasaan roti bakar rasanya ya
begitu saja” sahut Ify.
“ Nggak kok, kali ini rotinya cukup enak” sahut Via.
“ Nggak kok, kali ini rotinya cukup enak” sahut Via.
“ Terima kasih Via” ucap Ify.
Tak terasa bel masuk sudah berbunyi, kini saatnya
murid-murid menerima pelajaran jam ke 5 dan ke 6. Kali ini kelas X.6 mendapat
pelajaran Fisika, dan siswa X.6 segera menuju ruang Lab. Fisika.
“ Ya, tugas Fisika segera dikumpulkan” kata Bu Kristina.
“ Baik, bu” jawab siswa X.6 dengan kompak.
Hari ini pelajaran fisika sangat sulit bagiku. Aku kurang
begitu paham dengan materi yang diterangkan sama bu Kristina. Begitu juga
dengan teman-temanku, mereka juga bingung dengan memahami materi fisikanya.
Kemudian pelajaran Fisika telah usai, kini waktunya pulang
yang sangat dinanti-nantikan oleh semua murid. Sebelum pulang, kami berdo’a
kepada Tuhan terlebih dahulu agar diberi keselamatan saat perjalanan. Setelah
berdo’a, kemudian kami pulang kerumah masing-masing.
“ Fy, kamu pulang naik apa?” tanya Via.
“ Aku pulang naik angkot, Vi” jawab Ify.
“ Ohh... kalau gitu aku duluan ya Fy, soalnya udah ditunggu
sama kak Febby, nih “ kata Via
“ Iya, hati-hati Vi dijalan” sahut Ify.
“ Kamu juga, Fy. Bye... Mata Ashita “ kata Via.
“ Mata Ashita, Via-san” kata Ify.
Aku segera menuju ke tempat parkir karena kak Febby sudah
menungguku disana.Kami pun segera pulang karena hari ini kami tidak ada
ekstrakurikuler. Sampai dirumah, bunda menyambut aku dan kak Febby.
“ Wah, anak bunda yang cantik-cantik sudah pulang” kata
Bunda.
“ Iya, bun” kami menjawab dengan kompak.
“ Segera ganti baju ya sayang dan jangan lupa salat zuhur
terus nanti makan siang” kata Bunda
“ Siap, bun... “ kami menjawab dengan kompak.
Aku segera menuju kamarku untuk ganti baju dan segera
melaksanakan salat zuhur karena waktu sudah menunjukkan pukul 14.00 WIB.
Setelah selesai salat, aku makan siang bersama kak Febby. Setelah itu, aku
tidur siang.
Pukul 16.00 WIB, aku ada kegiatan Les Bahasa Inggris di
rumah Bu Yuli. Aku pun segera mandi untuk mengikuti les bahasa Inggris. Setelah
selesai, aku segera berangkat. Sebelum berangkat aku berpamitan dengan bunda.
“ Bun, Via berangkat les dulu ya?” kata Via
“ Hati-hati dijalan Via, jangan lupa memakai helm dan jangan
kebut-kebutan dijalan raya” kata Bunda.
“ Iya, bun terima kasih Via sudah diingatkan, kalau gitu Via
pamit dulu. Assalamu’alaikum” kata Via.
“Wa’alaikumsalam” jawab Bunda.
Aku sampai dirumah Bu Yuli pukul 16.20 WIB. Dirumah bu Yuli
masih sepi, yang datang baru aku. Bu Yuli kemudian keluar menghampiriku.
“ Eh, nak Via sudah datang” kata bu Yuli.
“ Iya, bu kok masih sepi ya?” tanya Via.
“ Iya Via, bu Yuli juga tidak tahu, padahal tadi bu Yuli
sudah sms teman-teman kamu kalau hari ini Les bahasa Inggrisnya masuk” kata bu
Yuli.
“ Ntar, kalau tidak
ada yang masuk, gimana, bu?” tanya Via.
“ Iya tetap nanti kamu saya bimbing dan tak kasih materi
bahasa Inggris” jawab bu Yuli.
Sudah pukul 16.30 WIB teman-teman lesku belum juga datang.
Aku pun sendirian yang masuk les.
“ Ya sudah Via, lesnya kita mulai ya? Sebelum belajar,
berdo’a terlebih dahulu” kata Bu Yuli.
Hari ini les bahasa Inggrisnya sangat nyaman, karena aku
mudah lebih paham dengan materi yang disampaikan oleh Bu Yuli. Karena
suasananya sangat sepi, membuat aku mudah menerima materinya. Tidak seperti
biasanya, aku sulit untuk menerima materi bahasa Inggris dari bu Yuli. Sudah 1
jam Bu Yuli memberi materi les bahasa Inggris, kini saatnya pulang bagiku. Aku
sampai dirumah saat azan magrib berkumandang. Aku segera mengambil air wudlu
untuk melaksanakan salat berjamaah dengan ayah,bunda dan kak Febby. Setelah
selesai salat magrib kami makan malam bersama, setelah itu aku dan kak Febby
baru belajar.
Selesai belajar, aku membuka laptop kesayanganku dan
mengambil modem dialmari untuk browsing dan internetan sebentar. Aku mencoba
membuka akun facebook dan twitterku. Ketika aku membuka akun twitter, aku
membaca sebuah status “ Apakah aku akan sembuh dengan kondisiku yang seperti
ini? Apakah aku harus meninggalkan daerah yang aku tempati ini”.
“Status tersebut membuat aku shock, kenapa sahabatku menulis
kata-kata seperti itu?” tanya diriku dengan kebingungan.
“Apa yang terjadi dengan sahabatku?” diriku semakin
bertanya-tanya yang tidak jelas.
Aku sungguh bingung dengan status sahabatku itu, aku sangat
khawatir dengan Ify sahabatku. Semoga saja Ify baik-baik saja. Aku berharap
besok tidak terjadi apa-apa. Aku ingin menanyakan sesuatu kepada Ify, apa yang
terjadi dengan dirinya.
Keesokan harinya, pagi yang nampak cerah kini berubah
menjadi mendung. Awanpun tak terlihat cerah seperti biasanya. Aku memulai
aktivitas dengan penuh semangat. Tak kusangka, pagi ini adalah pagi hari yang
sangat membuat diriku menjadi terpuruk. Aku mendengar dari salah satu temanku
bahwa sahabatku Ify Alyssa akan pindah sekolah. Aku begitu kaget mendengar
berita itu.
Aku tak percaya bahwa sahabat yang selama ini yang selalu
ada buat aku, kini akan meninggalkan diriku untuk waktu yang lama. Ternyata
dugaanku tadi malam ada benarnya. Ify menulis status ditwitternya seperti itu.
Mungkin, hari ini adalah hari terakhir ia masuk sekolah. Tak seperti biasanya,
Ify belum datang kesekolah. Beberapa saat kemudian, Ify masuk ke kelas. Aku
langsung menanyainya dirinya.
“ Pagi Ify” sapaku.
“ Pagi Ify” sapaku.
“Pagi juga Via” jawab Ify singkat.
“ Fy, aku mau tanya sesuatu nih, boleh apa tidak ya?” kataku
dengan sedih.
“ Tentunya boleh dong Vi, apa sih yang nggak boleh buat
kamu” canda Ify.
“ Apa benar Fy, kamu mau pindah sekolah ya?” tanya Va.
Ify pun termenung ia bingung mau menjawab apa kepada Via.
Tak sadar bahwa dirinya meneteskan air mata dipipinya. Aku menjadi sedih
melihat Ify menangis. Aku baru kali ini melihat sahabatku yang dulu tegar tapi
kenapa sekarang Ify menjadi lemah.
“ Fy, apa yang terjadi dengan kamu? Kenapa kamu menangis?
Ma’afin aku Fy, aku tidak bermaksud membuat kamu sedih” kataku kepada Ify.
“ Iya Vi, yang kamu tanyakan tadi benar aku akan pindah
sekolah dan kamu tidak salah kok, Vi” jawab Ify dengan wajah sedih.
“ Emang kenapa kamu pindah sekolah?” tanya Via.
“ Aku mengidap penyakit kanker tulang Vi, kini usiaku sudah
tidak lama lagi, aku putuskan untuk pindah ke Bandung dan melakukan terapai
disana” kata Ify menangis.
“ Astaghfirullah, kenapa selama ini kamu tidak pernah
bercerita kepadaku Fy? Aku sudah mengnganggap kamu seperti saudaraku sendiri”
kata Via dengan suara isaknya.
“ Ma’afkan aku Via, aku tidak pernah menceritakan masalah
ini kepada siapapun yang tahu hanyalah keduaorang tuaku” kata Ify.
“ Aku akan selalu ada untukmu Fy, jika kamu butuh aku. Tetap
semangat Ify dalam menjalani hidup ini, jangan pernah menyerah untuk melawan
penyakitmu ini” kata Via.
“ Terimakasih Via, kamu adalah sahabat terbaikku yang selalu
ada buatku dan terus semangatin aku. Aku akan selalu mengingat kamu aku tak
ingin melupakanmu Via” kata Ify.
“ Aku juga tak akan pernah melupakanmu Ify” kata Via dengan
memeluk Ify.